Grebeg suro pada tahun 2011 ini adalah event tahunan yang selalu diadakan pemerintah kabupaten Ponorogo . Event yang berskala nasional ini memang sudah menjadi kalender kegiatan Nasional, dimana puncak-puncak kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional. Event yang bertepatan dengan bulan Muharram pada penanggalan islam .
Secara umum acara yang disuguhkan selama grebek suro adalah sebagai berikut:
Festival reyog tingkat nasional XV, pawai kirab pusaka dan lintasan sejarah, pawai pesona wisata, pameran potensi wisata dan industri, serta larung risalah doa di telaga Ngebel, ludruk, pameran bonsay, pameran lukisan dll
PENGGERAK EKONOMI
Jika ditelaah lebih lanjut, Grebek Suro tidak hanya diterjemahkan sebagai warisan budaya bangsa yang harus terus dikembangkan, namun juga sebagai penggerak sektor Ekonomi Ponorogo, disamping perolehan dari TKI tentunya. Acara tahunan ini memang mendapatkan perhatian serius dari kalangan industri dan pariwisata di Ponorogo dan luar ponorogo. Beberapa yang merasakan secara langusng dari kegiatan ini adalah:
1. Perhotelan
Moment Grebek Suro merupakan moment dimana tingkat hunia hotel, penginapan, losmen di Ponorogo penuh. dan bahkan sempat menolak beberapa tamu karena full boking. Artinya keberadaan grebek suro dan acara-acara semacamnya menjadi penopang tumbuh berkembangnya sektor perhotelan di Ponorogo, sekaligus juga memicu para pengusaha lokal untuk menangkap peluang uasaha dalam perhotelan.
2. Makanan dan minuman
Pertumbuhan juga dirasakan bagi masyarakat yang menjalankan usaha makanan dan minuman. Dawet Jabung, Sate ayam khas Ponorogo, es teller oke, pecel ponorogo, dan ribuan rumah makan yang bertebaran di pelosok ponorogo merasakan omzet penjualan meningkat tajam pada moment ini, bahkan beberapa diantaranya hampir menyamai moment hari raya dimana hampir semua warga asli ponorogo yang bekerja di kota kota besar di indonesia pada mudik. paling tidak beberapa pengakuan mengatakan ada peningkatan hingga 30 %.
3. UKM Souvenir dan kerajinan
Sentra kerajinan reyog, sentra kerajinan gamelan, sentra kerajinan tas, baju, kaos, dll mengalai peningkatan tajam pada saat mement ini. warga di luar Ponorogo apalagi yang berasal dari kota bessr biasanya akan memburu souvenir kas ponorogo tersebut sebagai cindera mata, bahkan beberapa menjadikannya sebgai souvenir pernikahan.
4. Obyek wisata
Oyek wisata ngebel, makam bathoro kathong, masjid-masjid tertua di ponorogo menjadi tempat tempat favorit selain alun-alun Ponorogo yang menjadi setra grebek suro. Sumber penghasilan dari tiket masuk dan lainnya akan menambah PAD kabupaten Ponorogo.
5. Perdagangan terutama pakaian
Aktifitas perdangan juga akan menggeliat ketika acara grebek suro dilaksanakan. Toko toko pakaian dan outlet lainnya yang tersebar diberbagai tempat akan menjadi tujuan warga ponorogo terutama yang berasal dari desa. warga ponorogo yang berasal dari pedesaan tentu lebih memilih oleh-oleh yang mewakili gaya hidup mereka yakni pakaian baru atau sejenisnya.
6. Parkir
Selama grebek suro masyarakat di sekitar alun-alun merasakan berkah dadakan ini. Tidak hanya semanjang jalan alun alun utara, selatan, timur, barat. warga jalan Diponegoro, jalan jendral Sudirman, jalan Yos Sudarso, dan jalan.....banyak dimanfaatkan warga untuk mendirikan parkir dadakan. beberapa warga mengaku mendapatakan penghasilan 50-100 ribu/hari.
7. Telekominikasi
Pengaruh kuat moment grebek Suro juga dirasakan telekomunikasi, dalam hal ini pengguna HP. "Eranet" salah satu usaha pulsa yang muncul dari Ponorogo dengan jumlah agen hingga 12.000 orang lebih,yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan bahkan sampai ke manca negara menyatakan ada kenaikan omzet penjualan setiap kali ada moment grebek Suro. Demikian juga dirasakan oleh counter HP, dealer pulsa, dll. Ratusan ribu pengunjung selama grebek suro, yang datang dan mengunjungi alun alun Ponorogo memerlukan pulsa sebagai sarana komunikasi, karena dirasa lebih efekltif dan efisien dari pada harus mencari wartel yang suda muali sulit ditemukan keberadaanya.
8. UKM oleh-oleh
Jenang yang merupakan makanan khas ponorogo laris manis pada saat moment ini. Jenang "teguh", jenang "Mirah", "Podjok oleh-oleh", dan berbagai oleh-oleh lain merasakan kenaikan omzet hingga 200% pada saat moment ini. Kebanyakan peminat adalah warga luar ponorogo yang ingin makanan khas ponorogo sebagai oleh-oleh. sebetulnya moment ini juga menjadi sarana bagi dinas terkait untuk melakukan pembinaan sekaligus menumbuhkan (dan ini yang terpenting) terhadap peluang usaha yang berbasis oleh-oleh. Moment lebaran, Grebek suro, Hari jadi Ponorogo adalah sarana tepat untuk melakuakn promosi akan kekayaan oleh-oleh Ponorogo.
PENGEMBANGAN
1. memperbanyak acara
Akan menjadi berkah tersendiri bagi kalangan perhotelan jika agenda semacam ini ditambah dengan mengambil moment hari lain sebagai kalender kegiatan budaya selain grebek suro. Moment Hari jadi Kota Ponorogo bisa dikemas menjadi paket kegiatan menarik dengan mengadalkan istrument budaya, ponorogo yang masih banyak misalnya gajah-gajahan yang juga melibatkan hampir semua element masyarakat
2. Sebaran Kegiatan, tidak terkonsentrasi pada 1 titik
Jika ada 21 Kecamatan memiliki edentifikasi meliputi: makanan khas, sentra kerajinan, dll tentulah akan menjadi penggerak sektor peneronomian. Pada saat mengikuti grebek suro, kita bisa saja memikirkan agar sentra kegiatan tidak hanya di alun-alun kota, tetapi juga merambah ke yang lain misalnya: minum dawet di jabung terbanyak dan masuk dalam rekor muri. Makan sate terbanyak dan masuk rekor muri, maka nasi pecel terbanyak di semua kecamatan dan masuk rekor muri, dll
3. Nenumbuhkan UKM baru
Dan Dinas terkait dalam hal ini termasuk pariwisata bisa mengadakan perlombaan untuk mencari lebih banyak lagi makanan khas Ponorogo, oleh-oleh kas, souvenir dan lain-lain dengan memperbanyak outlet di sekitaran Ponorogo atau kecamatan-kecamatan.
HASIL AKHIR
Diharapkan dengan adanya pengembangan ini, karena dilatar belakangi kekayaan budaya ponorogo dan potensi wisata yang beragam, penumbuhan sektor industri UKM berbasis potensi budaya pan pariwisata yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Ponorogo, dan keinginan bersama untuk mewujudkan masayarakat Ponorogo yang mukti wibowo akan terpenuhi. tetapi langkah tersebut tidak hanya berupa pembukaankran perijinan usaha yang masih komples menjadi lebih sederhana, pun juga penyuluhan usaha-usaha yang belum maksimal, sekaligus juga rangsangan usaha dengan berbagai penyuluhan plus kemudahaan pendanaan akan mengoptimalkan potensi mayarakat dalam memulai usaha. Bisa jadi pendampingan usaha oleh dinas terkait akan menjebatani kebutuhan konsultan usaha bagi UKM. Keberhasilan usaha masyarakat ponorogo berbasis potensi wisata dan budaya inilah yang nantinya akan menjadi menggerakan sektor ekonomi menuju Ponogoro yang mukti wibowo. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar