Selasa, 03 Januari 2012

Angkringan Pinggir Jalan


Angkringan berasal dari bahasa Jawa (“nangkring”) yang berarti duduk dengan posisi nyaman bahkan terkadang dengan mengangkat satu kaki ke kursi. Angkringan akhirnya menjadi sebuah muara atau tempat aktifitas nongkrong nyaman (nangkring). Dibanding usaha jasa penyiapan makanan atau warung tradisional lainnya, angkringan adalah warung yang lahir karena gaya hidup utamanya mahasiswa. Angkringan selalu dikonotasikan dengan egaliter, kebersamaan dimana pengunjung bebas bercengkrama dan berkumpul. Angkringan merupakan salah satu usaha kuliner yang lahir di kota pelajar yakni Yogyakarta yang awalnya menyediakan menu murah semacam sego kucing/nasi kucing (disebut begitu karena porsinya kecil dan murah sesuai kantung mahasiswa).
     Nuansa atau atmosfir suasana yang diusung angkringan menjadi daya tarik tersendiri. Usaha ini akhirnya tak hanya menjual sego kucing tapi juga menu lainnya. Angkringan yang rata-rata buka malam hari memiliki kekhasan tersendiri, saat ini angkringan tidak hanya milik Yogyakarta tapi juga milik kota lainnya. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan beberapa kota besar lainnya mulai marak dengan munculnya usaha ini.
      Usaha angkringan bisa dimulai dengan modal kecil, menyesuaikan dengan kemampuan. Satu unit usaha angkringan hanya membutuhkan beberapa ratus ribu saja. Apalagi jika Anda bisa mengajak kerjasama dengan orang lain untuk mensuplai makanannya. Jadi tidak terlalu banyak modal yang diperlukan. Yang perlu dipersiapkan adalah sewa tempat, gerobak angkringan dan perlengkapan jualan mulai tenda, kursi , meja serta peralatan saji. Konsumen pasar usaha ini paling banyak menengah ke bawah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa konsumen terbesar di Indonesia adalah kelompok menengah bawah. Jadi pasarnya sangat luas. Siapapun tidak terbatas mahasiswa bisa menjadi konsumennya. Meskipun di beberapa kota besar mulai berkembang angkringan yang eksklusif dan menjual makanan yang agak mahal. Tapi tetap pasar terbesar adalah di kelas harga terjangkau.
 Menu yang dijual variatif dan menguntungkan, artinya angkringan tidak terbatas pada satu menu saja. Tak sama dengan warung soto ayam misalnya dimana menu hampir relatif sama dengan beberapa pedagang. Dengan angkringan Anda bisa berkreasi menu sendiri sehingga pembeli bisa merasakan menu spesial yang Anda sajikan tidak sama dengan angkringan lain. Variasi menu menjadi sangat penting untuk menambah keuntungan karena untuk menarik pelanggan terkadang diperlukan menu yang super murah dan mengambil keuntungan dari menu mahal lainnya. Yang paling banyak dijual adalah menu khas Solo dan Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar