Di era modern seperti sekarang ini sebagian besar kalangan remaja menganggap bahwa kesenian campursari adalah suatu kesenian yang sudah ketinggalan zaman. Bahkan sebagian besar remaja saat ini merasa malu jika mereka menyukai musik campursari, Hanya ada segelintir remaja yang masih suka dan mengoleksi musik campursari ini. Hal itupun dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Campursari adalah salah satu kesenian daerah yang berasal dari Yogyakarta, atau lebih tepatnya dari daerah Gunungkidul. Campur sari merupakan musik tradisional dengan perangkat alat musik berupa gamelan dan beberapa musik modern seperti keyboard, serta para penabuh gamelan yang biasa disebut wiyaga dan seperangkat penyanyinya yang biasa disebut dengan sinden. Alat musik campursari yang digunakan biasanya kendang, peking, slentem, gong, suling, bonang dan kadangkala ada beberapa alat musik modern lainya seperti keyboard, gitar, dan drum (kadang kala). Secara harafiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau gabungan dari beraneka macam dan ragam aliran musik yang lain.
Campursari adalah salah satu kesenian daerah yang berasal dari Yogyakarta, atau lebih tepatnya dari daerah Gunungkidul. Campur sari merupakan musik tradisional dengan perangkat alat musik berupa gamelan dan beberapa musik modern seperti keyboard, serta para penabuh gamelan yang biasa disebut wiyaga dan seperangkat penyanyinya yang biasa disebut dengan sinden. Alat musik campursari yang digunakan biasanya kendang, peking, slentem, gong, suling, bonang dan kadangkala ada beberapa alat musik modern lainya seperti keyboard, gitar, dan drum (kadang kala). Secara harafiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau gabungan dari beraneka macam dan ragam aliran musik yang lain.
Soal remaja jaman sekarang suka atau tidak dengan musik campursari itu harusnya remaja melihat dari sudut pandang yang positif, jangan pernah menganggap kesenian campursari sebagai suatu kesenian yang jadul, kita bisa melihat dari sudut pandang lain seperti dari segi ekonomisnya, misalkan kita dapat ikut bergabung dalam sebuah group campursari dan menjadi bagian dari orkes musik campursari tersebut, kita dapat mendapatkan uang tambahan dari menjadi wiyaga, penyanyi dalam orkes tersebut.
Oleh karena itu kita sebagai kalangan remaja wajib ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian budaya yang ada disekitar kita, khisusnya budaya campursari yang akrab kita dengar dalam keseharian kita. Kita jangan hanya menjadi seorang pelestari yang pasif yang hanya mau menerima apa adanya kesenian ini dan membiarkan kesenian ini hilang begitu saja popularitasnya.
Kita harusnya bangga mempunyai aliran musik campursari yang lain daripada yang lain dibandingkan dengan aliran musik pop, rock, reagge dan aliran musik lain yang diseluruh penjuru dunia sudah ada, kita seharusnya bangga memeiliki aliran musik campursari. Kita seharusnya tidak ingin budaya yang telah diberikan oleh nenek moyang kita hilang begitu saja ditelan oleh ganasnya modernisasi yang melanda kalangan remaja saat ini. Jangan sampai gara-gara kita tidak peduli dengan kebudayaan kita sendiri, akhirnya kebudayaan tersebut diambil oleh orang lain. Seperti kesenian reog ponorogo yang diklaim oleh Negara Malaysia. Kita seharusnya tidak ingin kesenian Campursari diklaim oleh Negara lain akibat kecerobohan kita sendiri.
Kita harusnya bangga mempunyai aliran musik campursari yang lain daripada yang lain dibandingkan dengan aliran musik pop, rock, reagge dan aliran musik lain yang diseluruh penjuru dunia sudah ada, kita seharusnya bangga memeiliki aliran musik campursari. Kita seharusnya tidak ingin budaya yang telah diberikan oleh nenek moyang kita hilang begitu saja ditelan oleh ganasnya modernisasi yang melanda kalangan remaja saat ini. Jangan sampai gara-gara kita tidak peduli dengan kebudayaan kita sendiri, akhirnya kebudayaan tersebut diambil oleh orang lain. Seperti kesenian reog ponorogo yang diklaim oleh Negara Malaysia. Kita seharusnya tidak ingin kesenian Campursari diklaim oleh Negara lain akibat kecerobohan kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar